PERPUSTAKAAN WIJAYA BHAKTI SMA N 1 SEWON

  • Beranda
  • Buku Tamu
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
    Masuk Daftar Online
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Pembangunan Pelabuhan Surabaya dan Kehidupan Sosial Ekonomi di Sekitarnya pada Abad XX

Text

Pembangunan Pelabuhan Surabaya dan Kehidupan Sosial Ekonomi di Sekitarnya pada Abad XX

Sri Retna Astuti, dkk - Nama Orang;

Buku tentang “pembangunan pelabuhan surabaya dan Kehidupan sosial ekonomi di sekitarnya pada abad XX” mengupas tentang sejarah pelabuhan Surabaya di masa abad XX dengan segala aktivitas ekonomi serta aspek-aspek yang saling mempengaruhi eksistensi pelabuhan Surabaya hingga di masa republik. Alasan pembangungan pelabuhan Surabaya karena tidak terpenuhinya kapasitas pelabuhan Kalimas dalam menampung aktivitas perdagangan sehingga membutuhkan sarana yang lebih memadai . Pelabuhan Surabaya dibangun dengan dilengkapi dermaga, gudang tempat bongkar-muat, serta jaringan transportasi. Pemerintah mengelola pelabuhan dalam sistem havenbedrif (usaha pelabuhan) di bawah wewenang Burgelijke Openbare Werken (BOW). Pembangunan pelabuhan yang pesat di awal abad XX terhenti tatkala Jepang menguasai Jawa. Kondisi pelabuhan beserta fasilitasnya banyak yang rusak akibat perang. Masa kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia belum segera mampu memperbaiki dan mengembangkan pelabuhan. Pembangunan pelabuhan ternyata tidak sejalan dengan realitas harapan yang terjadi. Aktivitas ekonomi di pelabuhan yang sangat pesat tidak hanya mengundang para pencari kerja namun juga melahirkan penyakit sosial, yaitu maraknya prostitusi.

Aspek yang menyebabkan pemerintah kolonial membangun pelabuhan yang modern di Surabaya menggantikan Pelabuhan Kalimas adalah adanya kegiatan perdagangan di Surabaya yang terus meningkat baik dari sektor eksport maupun import. Komoditas ekspor melalui Pelabuhan Surabaya di dominasi oleh gula. Hal itu karena dukungan daerah hinterland Surabaya yang merupakan daerah produsen tanaman tropis. Perdagangan di Surabaya yang melalui Pelabuhan Kalimas pada akhirnya tidak mampu mendukung pesatnya perdagangan yang membutuhkan sarana dan prasarana transportasi, pergudangan bongkar muat yang cepat dan efektif. Setelah melalui pembahasan yang panjang akhirnya pemerintah Hindia Belanda membangun pelabuhan baru yang modern. Pelabuhan baru dilengkapi dengan beberapa dermaga untuk tempat berlabuh kapal-kapal besar, gudang, jaringan transportasi (kereta api, trem dan jalan raya), perkantoran dan juga galangan kapal dan angkatan laut yang lokasinya tidak jauh dari pelabuhan. Pemerintah mengelola pelabuhan dalam sistem havenbedrif (usaha pelabuhan) di bawah wewenang BOW. Pembangunan pelabuhan yang pesat di awal abad XX terhenti tatkala Jepang menguasai Jawa. Kondisi pelabuhan beserta fasilitasnya banyak yang rusak akibat perang. Masa kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia belum segera mampu memperbaiki dan mengembangkan pelabuhan. Pembangunan fisik baru dimulai setelah tahun 1970 an, sementara perdagangan dan pelayaran baru menunjukkan kemajuan di akhir tahun 1960 an. Bersamaan dengan itu pemerintah mengembangkan industri maritim dengan menghidupkan Marine Etablissement dan Droogdok Maatschappij yang ketika nasionalisasi namanya berubah menjadi PT. PAL dan PT. DOK dan Perkapalan. Pelabuhan Surabaya sebagai pusat perdagangan sejak masa kolonial menjadi tumpuan bagi para pekerja baik sebagai pekerja tetap ataupun pekerja (buruh/kuli) lepas. Di samping itu juga membuka peluang bagi para pedagang untuk mencari rejeki di pelabuhan. Namun ternyata pelabuhan yang menjadi daya tarik para pencari kerja juga menimbulkan dampak lain yakni maraknya prostitusi di sekitar pelabuhan. Sementara kegiatan di Pelabuhan Tanjung Perak difungsikan sebagai pelabuhan samudra, Kalimas tetap hidup sebagai pelabuhan rakyat.


Ketersediaan
02713330.9 SRI pMy Library (300)Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
330.9 SRI p
Penerbit
Yogyakarta : BPNB., 2006
Deskripsi Fisik
xii+152 hal:-:16 x 23 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-8971-62-4
Klasifikasi
330.9
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cet.1
Subjek
ilmu sosial
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN WIJAYA BHAKTI SMA N 1 SEWON
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan Jendela Dunia memiliki Instagram @librarysmase_jendeladunia  beberapa layanan sebagai berikut :
- Keanggotaan
- Layanan Sirkulasi
- Layanan Baca di tempat
- Layanan Silang
- Layanan GALAKSI (Gerakan Layanan Untuk Anak Inklusi)
- Layanan Refrensi/Rujukan
- Layanan Audiovisual
- Layanan Penelusuran Literatur
- Layanan Multimedia
- Layanan Theater
- Layanan Ruang Serba Guna
- Layanan Pendidikan Pemakai
- Layanan Story Telling
 

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek


© 2025 — SMA Negeri 1 Sewon

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik